Home Profile Opinion Academic Experience Tutorial

Jumat, 25 Maret 2016

Ziarah Wali & Study Tour Story (4)


Assalamu'alaikum semuanya, apa kabar! Resti alhamdulillah baik. Nah, Resti kali ini post kelanjutan cerita kemarin. Baca yuk!


  Kami melanjutkan perjalanan ke Malioboro. Disana, cuaca mulai mendung dan akhirnya hujan. Kata Pak Agung, kalau cuaca hujan, maka tujuan Malioboro akan terhambat. Tapi untungnya, setelah sampai di Yogyakarta, hujan sudah mulai reda. Bus berhenti di tempat parkir Rabean (kalau nggak salah). Aku yang hbis bangun tidur merasa agak sebal karena harus turun. Ketika mau turun, aku langsung mengambil uang dan kutaruh di tas. Kemudian, aku langsung turun dari bus menghampiri teman-temanku.

  Turun dari bus, aku langsung mencari tempat duduk karena mataku masih "sliyer-sliyer". Tapi, tempat duduk yang kudapati sudah dipenuhi orang lain. Hhh...tapi aku langsung melihat sebuah pegangan tiang besar. Aku langsung duduk diatasnya, teman-temanku juga melakukan hal yang sama. Setelah menunggu orang-orang sholat Ashar karena tadi belum dijama', kami langsung memanggil tukang becak dan siap-siap keliling Malioboro.

  Aku, Tsaniya, dan Pak Supar mencari becak dan menaikinya. Kami naik tiga orang sekaligus, jadi becak terasa sempit sekali. Kami pun turun disebuah toko baju karena Tsaniya akan membeli baju. Aku tertarik dengan baju-baju ditoko itu, tapi aku tidak berminat beli karena aku sudah beli baju di Borobudur. Aku mulai mengeluh perut kiriku sakit, aku tidak tahu karena apa. Kami berjalan agak jauh karena becak meninggalkan kami dan rasanya semakin parah. Kemudian, Pak Supar memanggil becak dan kami naik becak, rasanya mulai normal kembali.

  Aku melewati alun-alun Yogyakarta dan Keraton. Cantik sekali, saking cantiknya aku lupa tidak mengambil foto. Kami turun disebuah toko berjajar, tukang becak pun meninggalkan kami karena itu tujuan terakhir kami. Aku dan Tsaniya berhenti disebuah toko batik. Tsaniya membeli batik untuk ibunya, aku juga ingin membeli batik untukku sendiri. Tapi, batik yang dijual model dewasa semua, padahal aku ingin memakainya di akhir bulan.

  Ketika berjalan ke sebuah toko, Tsaniya bilang kepadaku "Engko tuku sing couple yo!" kata Tsaniya menawari benda couple untuk kita berdua. "Opo tapi?"aku mulai bertanya. "Kaos ae" kata Tsaniya, aku mulai menyanggupinya. Di sebuah toko, aku membeli lima gantungan kunci. Untukku 2 buah, dan sisanya untuk Tika, Rifa, dan Kak Riris. Setelah itu, kami pergi ke toko kaos couple untukku dan Tsaniya. "Mbak, niki pintenan nggih?" Tsaniya bertanya kepada penjual. "telu limo dik"jawab mbak penjual. Tsaniya berpandangan kepadaku, aku tahu maksudnya kalau uangnya tidak lagi cukup karena tadi berkurang untuk beli kaos dan batik. Kami langsung menuju toko jam tangan. "Opo jam tangan ae sing couple?" Tsaniya menawarkan lagi kepadaku. "Yo wis, regane murah mok selawe" kataku menyanggupi. Kami pun membeli jam tangan couple dengan pinggiran emas dan tali bunga-bunga. Oh ya, kalian tahu couple itu apa? Couple itu jika diartikan adalah pasangan. Artinya jam tangan kami berpasangan atau bisa disebut twins atau kembar.

  Puas berbelanja di Malioboro, kami kembali ke tempat parkir menggunakan delman. Aku suka menaiki delman karena aku jarang banget naik delman. Di delman, aku menawari Tsaniya memfoto pemandangan Yogyakarta. Entah Tsaniya menyanggupi atau tidak, tapi aku tetap memfoto lewat delman. Karena delman bergerak, maka foto kami terlihat kabur................

(pemandangan Jogja dari delman)

(keren bukan??)


  Kembali ke tempat parkir Rabean, aku tidak langsung masuk bus, melainkan mencari tempat makan untuk makan siang (padahal waktu itu sudah hampir maghrib). Aku dan Tsaniya memilih membeli bakso saja. Selesai makan, kami melihat teman-teman yang kegirangan di tempat parkir atas. Aku langsung menghampiri mereka yang juga menghampiri kami. "Eh, ning nduwur ki isiiiiin banget" kata Meilani. "Ayo ning nduwur" Bilqis mengajakku. "Ayo!!" kataku kegirangan. Di parkir atas, aku bersama Tsaniya, Nadia, Bilqis, Meilani, Feri, Feby, Ilman dan.....yang lain aku lupa. Disana, kami berlarian, foto-foto, kesana-kemari nggak jelas, itu aja. Selesai disana, kami turun dan masuk bus, karena kbarnya bus mau berangkat. Aku masuk bus bersama Tsaniya dan Widya, didalam bus, kami mengoceh tidak jelas hingga waktu Maghrib. Ketika Maghrib, kami sholat di masjid terdekat. Kami sholat Maghrib dijama' dengan Isya', sehingga tidak perlu sholat Isya' karena sudah dijama'. Selesai sholat, kami diberi jatah makan malam yaitu ayam goreng super nikmat, hmmm....., lezat. Aku menghabiskan jatah makanku kali itu (padahal tadi sore sudah makan bakso) rasanya gurih dan sambalnya terasa. Pokoknya kalian harus coba!! Hehehe.......

  Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan ke Makam Sunan Bayat. Aku senang karena bisa menikmati Jogja malam hari apalagi kerlap-kerlipnya itu lho. Ketia melanjutkan perjalanan, kami melintasi sebuah bangunan bertingkat banyak. Bagi kami yang sebagian besar masyarakat awwam, tentunya takjub melihat hal itu, Fitri temanku langsung takjub. Sementara aku? Aku biasa saja karena cukup sering melintasi gedung besar bertingkat. Lama-lama, keadaan bus sunyi senyap, rupanya semua orang sudah tidur. Aku juga lama-lama mengantuk juga dan akhirnya terlelap juga.

   Bangun-bangun, lampu bus dinyalakan, aku merasa terusik. Dan, Mbak Erma terakhir keluar dari bus. ku heran sekali dan bergegas keluar. Tapi, ketika kubangunkan Widya untuk ke Sunan Bayat, dia tidak mau, sementara Tsaniya tidur nyenyak. Aku bingung sekali dan lampu bus dimatikan. Aku sangat resah lama sekali karena tidak ikut ke makam. Akhirnya, aku pun bisa keluar dari tempat dudukku. Kebetulan ada Meilani yang juga tidak ikut, dia mengajakku keluar bus. Ahhh......keluar bus rasanya udara segar walaupun malam hari. Aku dan Meilani menghampiri Faisal dan Feri yang tengah membeli oleh-oleh di toko. Rupanya mereka sudah pulang dari makam. Walaupun tidak ke makam, aku merasa senang karena dapat bangun dan melihat-lihat kompleks disana. Ketika aku masuk ke bus, kulihat Tsaniya sangat nyenyak tidurnya dan...............Widya memintaku untuk memfotonya. Aku menyerahkan kameraku ke Widya dan..........cekrek..........Widya berhasil memfoto Tsaniya yang tidur. Hihihi............

(Tsaniya)


  Kami melanjutkan perjalanan lagi menuju rumah kami yaitu di Blitar Jawa Timur. Perjalanan pulang disemarakkan dengan ceramah Pak Anwar Zahid lewat video yang membuatku terbahak-bahak. Setelah kusadari, ternyata hanya sedikit orang yang mendengarkan, lainnya tidur semua (kecuali sopir). Setelah ceramah selesai dan video dimatikan, aku pun tidur. Oh ya, rute kali ini melewati Wonogiri, Ponorogo, Tulungagung, dan Trenggalek yang biasa kulewati ketika berkunjung di rumah sepupuku A'al yang sekarang sekolah disini. Jadi, jalan naik, turun, berkelok sudah biasa bagiku apalagi bagi A'al. Aku tidak takut walaupun pinggirannya tebing curam.

  Ketika bangun, kami sudah sampai Blitar Jawa Timur. Tapi karena aku masih ngantuk, aku tertidur lagi hingga sampai kecamatan Selorejo. Ketika bangun, aku langsung berkemas dan mencatat agar tidak ada yang tertinggal. Bus melewati rute utara sehingga rumah bagian utara sebelum sekolah akan diturunkan dirumahnya, kebetulan rumahku. Rumah temanku yang bagian utara antara lain Aisyah, Cici, Widya, Diana, Resti, dan yang paling dekat dengan sekolah yaitu Tsaniya dan A'al. Alhamdulillah kami melewati perjalanan ini dengan selamat sampai tujuan!!!

I AM BACK TO HOME

Sudah selesai ceritaku!! Semoga kalian suka dengan ceritaku. Ini adalah pengalaman paling berkesan ketika aku bersekolah di MIN Olak-Alen. Bukan buatku saja, tapi buat seluruh teman-temanku di kelas 6.
THE END!!

Terima kasih telah membaca, tinggalkan komentar ya!

2 komentar:

  1. Wah, ini mah lebih seru dibanding Mabit sekolahku! Kamu jalan-jalan ke luar kota, aku cuma ke Pantai Depok :P. JOGJA? Yah, aku udah jarang ke Malioboro. Enggak bisa ketemu, deh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini jatah setiap siswa. Yah, kita nggak bisa ketemu!

      Hapus

^_^ Komentar yang Baik ya! ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...